Pertanyaan:
1. Adakah doa selamatan yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam?
2. Setiap awal dan akhir acara di
kantor-kantor, acara di rumah, seseorang biasanya diminta untuk membaca
doa, doa apa yg sebaiknya dibaca?
Aba Ditto
_______________________________
Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala. Shalawat dan salam atas Rasulullah, keluarga, para sahabatnya, dan siapa yang berpegang teguh dengan sunnah-sunnahnya.
Aba Ditto yang dimuliakan Allah, berdoa
merupakan amal utama dalam Islam. Bahkan semua ibadah mengandung doa dan
harus disertai doa. Karenanya para ulama membagi doa itu dalam dua
bagian: pertama, doa ibadah, artinya di saat menjalankan ibadah,
seseorang pasti ada harapan kepada Allah dari pelaksanaan itu, seperti
agar ibadahnya diterima, diampuni dosanya, dimasukkan surga dan
sebagainya. Kedua, doa mas'alah (doa permintaan), yaitu seseorang
mengangkat tangannya ke langit, memanggil nama Allah, lalu menghaturkan
permohonannya, misalnya supaya diberi keturunan shalih, dimudahkan
rizkinya, dan semisalnya.
Doa juga menjadi perekat antara seorang
hamba dengan Rabb-nya, yang menunjukkan butuhnya hamba kepada-Nya.
Sehingga siapa yang tidak berdoa kepada Allah, maka Allah murka
kepadanya.
"Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah
kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang
yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku akan masuk neraka
Jahanam dalam keadaan hina dina"." (QS. Ghaafir: 60)
Pada intinya, doa sangat istimewa dalam
ajaran ISLAM dan termasuk inti dari ibadah. Sedangkan ibadah itu
bersifat tauqifiyah, tidak diketahui perihalnya kecuali dengan dalil.
Adakah dalil yang memerintahkan dan menunjukkanya?
Sementara selamatan, banyak sekali
definisi yang diberikan. Intinya, meminta doa agar diberi kelancaran,
keberkahan, kesuksesan dalam apa yang dijalani baik berupa bisnis,
usaha, bekerja ke luar daerah, pergi haji, akan menikahkan, menempati
rumah baru, dan semisalnya. Supaya tak ada hambatan berarti, tak
terduga, serta di luar jangkauan kemampuan yang merintangi perjalanan ke
depannya. Pelaksanaannya biasanya dalam bentuk suatu upacara perayaan
dengan mengundang orang banyak dari kerabat, teman dekat, masyarakat
sekitar, dan ada juga dengan mengundang anak yatim. Bentuk semacam ini
yang tak pernah dicontohkan oleh Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, para sahabat dan ulama terdahulu.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa
selamatan bagian dari doa, namun dibalut dengan perayaan dalam bentuk
memanggil orang. Sebenarnya, meminta doa dari orang yang shalih (yang
lebih besar kemungkinan dikabulkan doanya) boleh-boleh saja, walaupun
kalau berdoa sendiri itu lebih utama, karena dengan berdoa sendiri
berarti dia beribadah dan akan dapat pahala. Berdoa sendiri juga lebih
menumbuhkan sikap khudhu' dan khusyu' kepada Allah, serta menumbuhkan
pengharapan yang besar kepada-Nya. Sedangkan meminta-minta doa kepada
yang lain, biasanya, hanya mengandalkan doa orang lain semantara tidak
ada perubahan lebih pada diri orang tadi.
Pokok masalah ada pada bentuk atau
tatacara berdoa dalam selamatan tadi. Yakni dengan perayaan dan
memanggil orang banyak untuk dimintai doanya tanpa memandang lebih pada
kesalehan orang yang hadir. Dan cara semacam ini tak pernah ada contoh
dari generasi terbaik umat ini. Maka dikhawatirkan termasuk bagian dari
mengada-adakan perkara baru dalam Islam yang termasuk perbuatan dosa.
Jadi pertanyaan, doa apa yang harus dibaca secara khusus. Maka kami
jawab, tidak ada tuntutan doa khusus yang dibaca di dalam selamatan,
karena selamatan sendiri tidak ada contoh dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, para sahabat, Tabi'in.
Jika memanggil mereka untuk disenangkan
dengan makan-makan dan santunan, ini baik-baik saja dan itu yang
terbaik. Namun jika dengan membaca bacaan tertentu (khusus) yang seolah
menjadi bagian ibadah rutin, itu yang tak ada tuntunannya. Wallahu
Ta'ala a'lam. [PurWD/voa-islam.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar