Komisi
Komunikasi dan Teknologi Informasi Arab Saudi mengumumkan akan
memblokir aplikasi WhatsApp sebelum Ramadhan, jika aplikasi yang
berbasis di Amerika Serikat itu tidak memenuhi ketentuan penyelenggaraan
telekomunikasi di negara kerajaan tersebut.
Dalam wawancara lewat telepon dengan Arab News (14/6/2013) pimpinan komisi tersebut, Abdullah al-Darrab, mengatakan bahwa pihaknya telah berkomunikasi dengan WhatsApp dan penyelenggara aplikasi-aplikasi sejenis lainnya, agar mau mengikuti peraturan yang berlaku di negara Saudi. Namun sampai saat ini belum ada tanggapan dari pihak mereka.
Al-Darrab menambahkan, aplikasi Viber sudah diblokir pekan lalu, sementara WhatsApp dan Skype menunggu giliran.
Saudi meminta agar aplikasi-aplikasi asing itu menempatkan servernya di Saudi, sehingga pihak berwenang setempat bisa mengawasi aktivitas penggunanya.
Pada tahun 2010, komisi pernah memperingatkan hal serupa terhadap BlackBerry. Namun pemblokiran itu akhirnya dicabut, setelah pembuat BlackBerrry Messenger asal Kanada, Research in Motion, mengikuti aturan yang ditetapkan otoritas telekomunikasi Saudi.
Sementara itu, Mesir menilai aplikasi semacam WhatsApp membahayakan keamanan dan perekonomian negara, sebab aktivitas penggunanya tidak terpantau.
Amerika Serikat, sebagaimana yang dibocorkan oleh mantan kontraktor untuk lembaga intelijen Amerika Edward Snowden, memiliki program PRISM yang bekerja memantau aktivitas pengguna internet dan telepon. Program intelijen ini tidak hanya merugikan warga Amerika Serikat saja, tetapi juga orang di seluruh dunia yang terhubung dengan jaringan tersebut.*
Dalam wawancara lewat telepon dengan Arab News (14/6/2013) pimpinan komisi tersebut, Abdullah al-Darrab, mengatakan bahwa pihaknya telah berkomunikasi dengan WhatsApp dan penyelenggara aplikasi-aplikasi sejenis lainnya, agar mau mengikuti peraturan yang berlaku di negara Saudi. Namun sampai saat ini belum ada tanggapan dari pihak mereka.
Al-Darrab menambahkan, aplikasi Viber sudah diblokir pekan lalu, sementara WhatsApp dan Skype menunggu giliran.
Saudi meminta agar aplikasi-aplikasi asing itu menempatkan servernya di Saudi, sehingga pihak berwenang setempat bisa mengawasi aktivitas penggunanya.
Pada tahun 2010, komisi pernah memperingatkan hal serupa terhadap BlackBerry. Namun pemblokiran itu akhirnya dicabut, setelah pembuat BlackBerrry Messenger asal Kanada, Research in Motion, mengikuti aturan yang ditetapkan otoritas telekomunikasi Saudi.
Sementara itu, Mesir menilai aplikasi semacam WhatsApp membahayakan keamanan dan perekonomian negara, sebab aktivitas penggunanya tidak terpantau.
Amerika Serikat, sebagaimana yang dibocorkan oleh mantan kontraktor untuk lembaga intelijen Amerika Edward Snowden, memiliki program PRISM yang bekerja memantau aktivitas pengguna internet dan telepon. Program intelijen ini tidak hanya merugikan warga Amerika Serikat saja, tetapi juga orang di seluruh dunia yang terhubung dengan jaringan tersebut.*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar